Manusia adalah Makhluk ciptaan Allah yang Paling Sempurna
Manusia adalah Makhluk ciptaan Allah yang Paling Sempurna
Kesempurnaan, adalah
suatu cita-cita yang ingin dicapai setiap manusia yang hidup didunia.
Berbagai cara dilakukan agar bias terwujud kesempurnaan. Akan tetapi
selalu hal yang kosong yang didapat dari semuanya. Miris memang, pada
saat melihat sebagian besar dari kita tenggelam dalam bayangan
kesempurnaan. Tidak saja mereka yang jauh dari agama, mereka yang dekat
dengan agama saja masih begitu sering tenggelam dalam bayangan yang
menjebak ini.
Sebenarnya,
Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Hal
ini tertuang dalam Al- Qur’an di Surah At-Tin ayat 4 “ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Apa
yang terlintas dalam benak kita saat membaca ayat tersebut. Malukah?.
Allah sendiri yang mengatakan bahwa ciptaan-NYA yang bernama manusia
adalah bentuk yang terbaik dari bentuk-bentuk yang lain. Lantas mengapa
dengan berani kita mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak
sempurna? Sekarang, siapakah yang menciptakan manusia sehingga berani
mengatakan bahwa manusia itu tidak sempurna? Kita sebagai manusia
ataukah Allah sebagai tuhannya manusia.
Bermain
dengan ungkapan yang menyangkut dengan ciptaan Allah adalah sebuah hal
yang sebaiknya kita hindari. Hal ini bisa-bisa malah akan menyinggung
sisi tauhid. Menyakini bahwa segala ciptaan Allah tidak ada yang cacat.
Segala sistemnya juga tidak ada satupun yang cacat. Tidak sedikitpun
cacat dari sebuah kesempurnaan.
Tidak
jarang, sebagian dari kita menginginkan sosok manusia adalah sosok yang
tidak pernah salah, tidak pernah membunuh, tidak pernah menyakiti,
tidak bodoh, tidak berkeluh kesah, tidak miskin, dan lainnya. Bila
memang kita menginginkan hal seperti ini maka sebaiknya baca kembali Al-
Qur’an yang tertata rapi dirumah. Dimana Allah banyak menjelaskan
sifat-sifat manusia dan sekaligus lengkap dengan tujuan penciptaannya.
Bukankah seperti yang kita ketahui bersama bahwa yang namanya visi
adalah sesuatu tujuan dari sebuah keinginan. Sedangkan misi adalah tools
yang dipakai untuk mencapai visi. Jadi, jika penciptaan manusia visinya
adalah menyembah, mengabdi, dan taat kepada Allah. Maka tools adalah semua yang ada didiri kita sekaligus lengkap dengan perangkat sistemnya. Baik yang hardware maupun yang software.
Sekali
lagi, bagaimana mungkin kita begitu berani mengatakan bahwa manusia itu
tidak sempurna. Manusia sempurna sebagai manusia. Manusia bukan
malaikat yang tak punya nafsu dan selalu berdzikir kepada Allah. Manusia
juga bukan syetan yang kerjanya selalu menggoda dan menjerumuskan
temannya kedalam neraka. Tapi manusia adalah manusia. Sesosok makhluk
yang dilengkapi dengan ”qalb” yang
dengannya dia bisa menjadi lebih baik dari pada malaikat manapun.
Manusia juga dilengkapi dengan nafsu, yang dengannya pula manusia bisa
menjadi lebih buruk dari syetan. Manusia juga dilengkapi dengan insting
dan pikirannya dengan itu dia menjadi lebih baik dari hewan.
Belum
lagi jika kita melihat bagaimana perlengkapan dalam fisiknya. Dimana
dengannya manusia bisa melakukan segala sesuatu yang dapat mendukungnya
untuk melakukan tugasnya. Tugasnya sebagai hamba Allah dan tugasnya
sebagai “perpanjangan tangan” Allah dimuka bumi. Allah memberikan
manusia kemampuan ilmu yang dengannya kita bisa bertahap dari ganasnya
lingkungan sekitar. Allah menganugerahi manusia dengan kulit yang
denganya dia bisa menjaga tubuhnya dari serangan bakteri dan cuaca.
Belum lagi dengan kegunaannya fisik lainnya. Lalu, sekali lagi kita
mengatakan bahwa manusia ini tidak sempurna. Apakah kita mau bernafas
dengan insang layaknya hewan laut? Cantikkah kita yang bernafas dengan
insang? Tampankah kita bila memiliki tanduk dan berekor layaknya babi
hutan?
Mungkin,
sifat jelek yang terdapat pada manusia menyebabkan kita mengatakan
bahwa manusia itu tidak sempurna. Tapi perlu kita ketahui dan sadari
bahwa sebuah keegoisan adalah sebuah faktor pendukung untuk mencapai “SURGA”.
Lalu emosional juga diperlukan untuk membuat kita bisa mencintai Allah
dengan segenap hati. Sehingga hal ini membuat manusia itu semakin sadar
diri. Bahwa dirinya tidak patut disombongkan. Saking sombongnya sehingga
berani mengantakan bahwa penciptaan manusia tidak sempurna. Sebuah
kesombongan yang mungkin saja bisa menyamakan kita pada musuh bebuyutan
yang tidak mau mendengar perintah Allah saat harus menyembah Nabi Adam
as. Atau, kita bisa bersikap seperti malaikat “Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."( al baqarah : 30)
Manusia
memiliki semuanya, mulai dari sifat yang jelek, sampai pada sifat yang
sangat mulia. Dan tidak ada lagi makhluk yang sesempurna manusia dimuka
bumi sebagai makhluk yang sempurna. Manusia itu diberikan kebebesan
memilih oleh Allah. Memilih sendiri tempat huninya, gaya huninya, dan
menerima semua konsekuensi atas pilihannya. Dan sekali lagi, semuanya
adalah faktor pendukung kesempurnaan manusia. Jikau ada yang cacat maka
Allah menantang kita untuk mencari dimanakah sebuah nikmat itu dapat
didustakan oleh kita yang menamakan manusia. Bukankah manusia itu adalah
sebuah kesempurnaan yang sempurna sehingga mewajibkan kita mensyukuri
dengan menuruti segala perintah-NYA. Karena dengan kesempurnaan
tersebutlah Allah membuktikan kepada manusia sebagai tuhannya manusia.
Tuhan jin, Tuhannya malaikat, dan Tuhan segala alam.
Wallahu`alam.
Wassalammua’laikum Wr.Wb.
0 comments:
Berkomentarlah dengan sopan
CEO Gubug Cyber